Dua blok perumahan baru di Desa Joton, Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten, ini cukup unik.
Dua blok perumahan berisi 61 kepala keluarga (KK) itu dibangun secara swadaya warga terdampak tol Solo-Yogya.
Mereka seolah ingin berdekatan lagi setelah permukiman mereka sebelumnya tergusur proyek tol.
Kepala Desa Joton Aris Gunawan mengatakan, warga tersebut membeli tanah secara patungan setelah uang ganti rugi proyek Tol Solo-Yogya cair.
Lahan yang dibeli tak jauh dari hunian sebelumnya, atau masih dalam satu wilayah desa.
Bahkan, ada satu keluarga yang patungan membangun satu blok perumahan pribadi, yang seluruh rumahnya mereka tinggali.
Aris mengatakan, blok perumahan baru tersebut berada di timur Dusun Mampiran dan selatan Dusun Bladu.
“Sebagian pindah timur Dukuh Mampiran, 35 KK, selatan Dukuh Bladu, ada 26-an KK,” jelas dia, Sabtu (3/6/2023).
“Ada yang keluar Desa Joton, tapi tidak banyak,” tambahnya.
Data yang ia pegang, hanya dua kepala keluarga (KK) yang memilih pindah dari desa tersebut.
Sementara, mayoritas tetap berada di Desa Joton.
Warga yang keluar desa itu diketahui sudah memiliki hunian baru di tanah warisan yang berada di luar Desa Joton.
“Sebagian lagi pindah ke tengah perkampungan, seperti RT 11 itu ada 90 KK, hanya bergeser,” ungkapnya.
Diungkapkan Aris, ada 2 RT di wilayahnya yang terdampak proyek pembangunan tol Solo-Jogja.
sumber: https://banyumas.tribunnews.com/2023/06/04/tetap-dekat-warga-tergusur-tol-solo-yogya-di-klaten-bangun-perumahan-tempat-tinggal-baru.